Wednesday, December 16, 2009

UFO DAN SUBUH

"Sebelum berangkat ke luar negeri, Kerton yang pelukis tidak pernah tahu apa itu UFO, lebih-lebih lagi untuk memercayainya. Namun, setelah ia bermukim di negeri Paman Sam, ia telah mengalami pemandangan aneh yang seumur hidup tidak akan dilupakannya. Tatkala itu ia tengah berada di Denver. Bumi rata Denver romantis tersepuh cahaya bulan penuh! Kerton tengah memandang langit dari sebuah park. Tatkala tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah fenomena aneh berada tinggi dari cakrawala. Ternyata "benda" yang dilihatnya itu berbentuk cerutu besar yang tengah melayang diam di atas langit, yang tubuhnya berubah-ubah warna hijau - kuning. Dan setelah cukup lama diperhatikannya, dari seputar benda (pesawat tak dikenal) itu menyorot lampu-lampu yang tak terhitung banyaknya. Itu terjadi pada bulan Agustus 1953..."

KALIMAT di atas merupakan kutipan dari buku berjudul Tafakur Di Galaksi Luhur yang ditulis oleh Dedy Suardi, pada 1989. Dalam beberapa halaman buku tersebut, Dedy menuturkan tentang pengalaman pelukis asal Bandung, Sudjana Kerton, yang mengaku "diculik" alien. Dan memang, bicara mengenai komunitas dan ketertarikan terhadap UFO di Bandung, nama Sudjana Kerton dan Dedy Suardi tak mudah dilupakan.

"Pak Kerton memang cerita seperti itu sama saya, ada pesawat tak dikenal yang turun di dekat rumahnya. Lalu, ia terbangun, merasa seperti mimpi, tetapi mendapati telapak kakinya dipenuhi lumpur," ucap Dedy, saat ditemui di kediamannya, di Jln. Bukit Pakar Timur Bandung, beberapa waktu lalu.

Cerita mengenai pelukis Sudjana Kerton yang "diculik" alien, kabarnya memang kencang berembus pada 1979. Tak lama setelah pembangunan studio galeri mirip cakram piring terbang di kediamannya dirampungkan.

Sudjana Kerton sendiri adalah pelukis asal Banceuy, Bandung, yang lahir pada 22 November 1922. Setelah kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Kerton sempat aktif menjadi Pelukis Perang di Bandung.

Tahun 1950-an di belajar seni rupa di Belanda atas beasiswa dari Stichting STICUSSA: Nederlands, Indonesia, Suriname, Antillen bersama Barli. Selama di Eropa dia tidak hanya belajar di Belanda, tetapi juga di Academie Du Grande Chaumiere Paris. Dia terus tinggal dan berkarya di Belanda sampai akhirnya dia mendapat beasiswa lagi belajar seni rupa di ASL (Art Student League) New York Amerika Serikat. Di ASL, Kerton berguru dengan seorang seniman asal Jepang Yaseo Kuniyoshi. Untuk seterusnya dia tinggal di kota tersebut dan menikah dengan gadis asal Florida Louise Mozelle Holeman dan mempunyai tiga orang anak.

Tjandra Kerton, putri Sudjana Kerton yang kini tinggal di dekat Sanggar Luhur milik ayahnya tersebut mengaku sering kali mendapat cerita tentang penculikan tersebut dari sang ayah. "Ibu saya sama sekali enggak percaya, kalau saya lebih open minded. Soalnya ini kan susah dibuktikan, tetapi kalau dibilang fantasi, masa ada halusinasi massal? Kejadian ini kan tidak menimpa bapak saja," kata Tjandra.

Tjandra juga menuturkan, ayahnya memang memiliki ketertarikan kuat terhadap UFO ketika tinggal di Amerika. Ketika pindah pada 1976 ke Bandung, Sudjana juga sering kali melesatkan pandangan teleskop ke langit. Lalu pada suatu waktu, Sudjana mengajak Tjandra untuk menyaksikan penampakan UFO di langit.

"Saya pernah lihat ada pesawat dengan cara terbang yang aneh, majunya dengan melingkar, bukan statis seperti pesawat komersial biasa. Tiba-tiba pesawat itu berhenti di langit dan menukik ke atas kemudian hilang dengan sangat cepat," kata Tjandra.

Hal senada juga dikatakan oleh Dedy. Ia yang dulu ragu-ragu terhadap eksistensi UFO, membelalak saat melihat keberadaan UFO dengan mata kepalanya sendiri. Dedy tak hanya menyaksikannya sekali, tetapi berulang-ulang.

"Misalnya waktu tanggal 14 Oktober 2002, saya lihat ada titik cahaya dari sebelah barat dan melintasi Kota Bandung, itu sekitar pukul tujuh malam. Tiba-tiba benda itu membelok sekitar sembilan puluh derajat, pesawat biasa mana ada yang kayak gitu?" ucap Dedy.

Kemudian pada 25 Mei 2005 silam, Dedy juga mendengar kesaksian dari empat orang tetangganya, yang melihat ada wahana UFO terbang rendah di atas genting rumahnya. "Kejadiannya habis subuh. Biasanya jam segitu saya suka melihat langit, tetapi sayangnya saat itu tidak. Padahal, saya ingin sekali melihat dari dekat," kata Dedy, sambil menunjuk teleskop yang berdiri di depan jendela balkon kediamannya.

Sayangnya, masih banyak polemik yang terjadi di kalangan masyarakat mengenai UFO. Apalagi, sampai dihubungkan dengan mitos. Padahal menurut Dedy, UFO adalah fenomena sains yang wajib diteliti. "Terutama dari sudut agama. Karena saya yakin bahwa fenomena UFO ini menyadarkan kita bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini demikian luas, tidak hanya di bumi," kata Dedy. (Endah Asih/"PR")***

No comments:

Post a Comment