Dan dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam, dan (dirikanlah pula shalat Subuh). Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”(QS. Al-Isra’: 78).
Subuh dan Fenomena Kemalasan
Kalau kita membuat angket atau melakukan data statistik tentang pelaksanaan shalat, maka kita akan mendapatkan data bahwa shalat yang paling berat untuk dilaksanakan sebagian besar kaum ,uslimin adalah shalat Subuh, apalagi kalau dituntut untuk mengerjakannya di awal waktu dan secara berjamaah.
Begitu juga, kalau kita mau melakukan investigasi seputar pelaksanaan shalat, maka kita akan mendapatkan kenyataan bahwa jamaah shalat di masjid atau di mushalla yang paling sedikit dibanding dengan shalat wajib lainnya adalah jamaah shalat Subuh. Entah karena umat Islam selama ini lebih suka melaksanakan shalat Subuh di rumah masing-masing, atau mereka telat bangunnya sehingga tidak kebagian jamaah di masjid, atau malah selalu kesiangan sehingga shalat Subuh selalu terlewatkan.
Itulah fenomena yang masih memprihatinkan dan menyedihkan yang lagi menggejala di kalangan ummat Islam. Berat sekali rasanya kalau diajak untuk bangun sebelum terbit Fajar (sebelum Subuh), apalagi bangun tengah malam untuk qiyamullail. Bahkan ada juga orang muslim yang malamnya shalat tahajjud, lalu karena satu dan lain hal kemudian tidur lagi, akhirnya shalat Subuhnya terlambat atau kesiangan. Disamping itu juga orang muslim yang telah mengabaikan shalat Subuh, bangun selalu siang dan tidak mau berusaha keras untuk bangun pagi dan melaksanakan shalat wajib Subuh. Itulah fenomena kemalasan di Subuh hari.
Menyikapi fenomena kemalasan atau kurang disiplinnya kita (kaum muslimin) dalam melaksanakan shalat Subuh, terkadang muncul pertanyaan menggelikan dari orang –orang yang selama ini merasa berat untuk menunaikan shalat Subuh. “Apa waktu shalat Subuh yang ada kurang pas...?” atau, “Kenapa sih Allah memerintahkan shalat Subuh di pagi-pagi buta, sehingga berat untuk dilaksanakan?” Atau, “Sepertinya mustahil, kalau kita harus melaksanakan shalat Subuh di awal waktunya.” Dan pertanyaan-pertanyaaan lainnya yang menyoalkan seputar waktu shalat Subuh itu sendiri.
Apakah ada benarnya pertanyaan-pertanyaan nakal tersebut? Bukankah al-Qur’an telah menyatakan, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...” (QS. Al-Baqarah: 286). Kalau begitu, berarti waktu shalat Subuh yang ditentukan Allah SWT sudah tepat dan tidak memberatkan.
Berarti faktor apa yang membuat kita berat untuk melaksanakan shalat Subuh. Apakah musuh kita (syetan) saat Subuh datang begitu kuat menebarkan godaan, sehingga kita merasa berat dalam melaksanakan kewajiban? Atau kemauan kita untuk melaksanakan shalat Subuh yang harus dipertanyakan? Sudah bulatkah tekad kita untuk melaksanakan shalat Subuh, atau kita masih malas-malasan.
Subuh dan Fenomena Kemalasan
Kalau kita membuat angket atau melakukan data statistik tentang pelaksanaan shalat, maka kita akan mendapatkan data bahwa shalat yang paling berat untuk dilaksanakan sebagian besar kaum ,uslimin adalah shalat Subuh, apalagi kalau dituntut untuk mengerjakannya di awal waktu dan secara berjamaah.
Begitu juga, kalau kita mau melakukan investigasi seputar pelaksanaan shalat, maka kita akan mendapatkan kenyataan bahwa jamaah shalat di masjid atau di mushalla yang paling sedikit dibanding dengan shalat wajib lainnya adalah jamaah shalat Subuh. Entah karena umat Islam selama ini lebih suka melaksanakan shalat Subuh di rumah masing-masing, atau mereka telat bangunnya sehingga tidak kebagian jamaah di masjid, atau malah selalu kesiangan sehingga shalat Subuh selalu terlewatkan.
Itulah fenomena yang masih memprihatinkan dan menyedihkan yang lagi menggejala di kalangan ummat Islam. Berat sekali rasanya kalau diajak untuk bangun sebelum terbit Fajar (sebelum Subuh), apalagi bangun tengah malam untuk qiyamullail. Bahkan ada juga orang muslim yang malamnya shalat tahajjud, lalu karena satu dan lain hal kemudian tidur lagi, akhirnya shalat Subuhnya terlambat atau kesiangan. Disamping itu juga orang muslim yang telah mengabaikan shalat Subuh, bangun selalu siang dan tidak mau berusaha keras untuk bangun pagi dan melaksanakan shalat wajib Subuh. Itulah fenomena kemalasan di Subuh hari.
Menyikapi fenomena kemalasan atau kurang disiplinnya kita (kaum muslimin) dalam melaksanakan shalat Subuh, terkadang muncul pertanyaan menggelikan dari orang –orang yang selama ini merasa berat untuk menunaikan shalat Subuh. “Apa waktu shalat Subuh yang ada kurang pas...?” atau, “Kenapa sih Allah memerintahkan shalat Subuh di pagi-pagi buta, sehingga berat untuk dilaksanakan?” Atau, “Sepertinya mustahil, kalau kita harus melaksanakan shalat Subuh di awal waktunya.” Dan pertanyaan-pertanyaaan lainnya yang menyoalkan seputar waktu shalat Subuh itu sendiri.
Apakah ada benarnya pertanyaan-pertanyaan nakal tersebut? Bukankah al-Qur’an telah menyatakan, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...” (QS. Al-Baqarah: 286). Kalau begitu, berarti waktu shalat Subuh yang ditentukan Allah SWT sudah tepat dan tidak memberatkan.
Berarti faktor apa yang membuat kita berat untuk melaksanakan shalat Subuh. Apakah musuh kita (syetan) saat Subuh datang begitu kuat menebarkan godaan, sehingga kita merasa berat dalam melaksanakan kewajiban? Atau kemauan kita untuk melaksanakan shalat Subuh yang harus dipertanyakan? Sudah bulatkah tekad kita untuk melaksanakan shalat Subuh, atau kita masih malas-malasan.
No comments:
Post a Comment